LEBONG, BEO.CO.ID – Tingginya curah hujan beberapa waktu lalu mengakibatkan Dam I Sabo desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu kembali jebol.
Dampak peristiwa tersebut, mengancam puluhan hektar sawah masyarakat Semelako Atas dan Semelako II, Kecamatan Lebong Tenang terancam batal mengikuti program MT II.
Hal tersebut disampaikan Kepala Desa (Kades) Semelako II, Rison Pansori mengatakan bahwa agenda turun kelapangan ingin melihat kondisi lapangan setelah jebolnya tanggul Dam I Sabo yang dapat mengancam sawah masyarakat Semelako Atas dan Semelako II akibat luapan air Kotok beberapa waktu lalu.
“Kemarin banyak yang jebol, diperkirakan kurang lebih 40 hektar sawah masyarakat terancam, maksud kami dari pemerintah desa bagaimana untuk mengatasi hal ini dan diharapkan adanya bantuan dari pemerintah daerah, kita merasakan secara swadaya tidak mungkin mampu,” terang Rison saat dijumpai awak media, Kamis (6/4/23) dilokasi usai melakukan pengecekan lapangan.
Peristiwa yang mengancam sawah petani ini, diharapakan adanya pembangunan tanggul dari pihak pemerintah daerah dengan tujuan air tersebut tidak masuk area sawah masyarakat. Ia juga menyampaikan kebutuhan untuk pembangunan tanggul kurang lebih sepanjang 20 meter.
“Kebutuhan sekarang 20 meter, untuk selanjutnya masih panjang, apabila tidak dibangun sekarang sekali lagi banjir habis sawah masyarakat dan untuk sawah yang terdampak kurang lebih 10 hektar tidak bisa digarap lagi,” sampainya.
Hal senada juga diterangkan, Roby (BPD) Semelako Atas mengatakan, dampak bencana banjir Dam Sabo dapat mengancam ratusan hektar sawah masyarakat. Bahkan menurut dia, ancaman terbesar sawah masyarakat tersebut bisa melebihi ratusan hektar sawah yang dapat terdampak bencana.
“40 hektar lagi tidak bisa digarap oleh petani dan harapan kami pemerintah kabupaten Lebong terutama yang terkait dapat membangun tanggul kurang lebih 300 meter guna mengamankan persawahan Semelako Atas,” jelas Roby kepada wartawan.
Ketika ditanya oleh awak media dari informasi yang di dapatkan dilapangan, terkait perubahan aliran sungai Air Kotok dapat mengancam sawah masyarakat. Hal itu dibenarkan oleh dirinya yang menunjukkan lokasi perubahan aliran sungai Air Kotok akibat peristiwa bencana yang terjadi belum lama ini.
“Ini seperti yang kita lihat ada perubahan aliran sungai Air Kotok yang mengancam sawah – sawah masyarakat Semelako Atas, seharusnya aliran yang normal disebelah kiri dihadapan kita saat ini,” katanya.
Sementara itu, Kalak BPBD Kabupaten Lebong, Tantowi melalui Kabid Kedaruratan Bencana dan Logistik, Tantawi mengatakan, pihak BPBD Lebong sedang pelaksanaan tanggap darurat yang dimulai sejak hari Sabtu sampai sekarang, untuk pekerjaan peningkatan pembangunan tanggul Dam I Sabo sudah dilaksanakan 100 persen.
“Kami tidak menjamin ketahananya, dikarenakan status darurat dan kondisi fisik tidak ada material tanah, pembangunannya juga diatas tanah,” ujar Tantawi kepada awak media.
Dia juga mengkhawatirkan, apabila penanganan tidak dilakukan oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kembali jebolnya Dam Sabo yang baru sudah dibangun.
“Pihak BWS Sumatera VII telah datang kesini, selama saya di BPBD sudah lima kali memperbaiki tanggul Dam Sabo hampir setiap tahun,” jelasnya.
Dirinya juga menjamin pembangunan tanggul yang usai dikerjakan dapat bertahan hanya satu tahun. Dan dia menegaskan kembali, pembangunan tanggul saat ini yang dibangun lebih kokoh dari yang sebelumnya.
“Untuk informasi sawah masyarakat yang terkena dampak bencana, kita baru dapat informasinya hari ini, sebelumnya kita sudah melakukan rapat di BPBD Lebong untuk melaksanakan tanggap darurat, setelah itu penghimpunan laporan dari pihak kecamatan dan desa,” ungkapnya.
Menurut Tantawi lebih jauh, laporan sawah masyarakat Semelako Atas dan Semelako II yang terkena dampak bencana baru diketahui oleh BPBD Lebong, 6 April 2023. Atas laporan tersebut pihak BPBD Lebong tetap berupaya melakukan pembangunan tanggul bekerjasama dengan pihak PGE.
“Cuba kemarin dia datang, soalnya sudah satu alat yang pulang (PT. SMS), kita tetap bantu semaksimal mungkin menggunakan operator alat PGE untuk bekerja hari ini dan batas kerja kita hari ini, jika tidak bisa kita akan kembali menghubungi pihak PGE untuk menambahkan satu hari lagi,” tutup Tantawi. (Eluban RI/Sbong Keme)