(Masyarakat Renah Kurung Masih terkurung):
KEPAHIANG, BEO.CO.ID – Bupati Kabupaten Kepahiang, Propinsi Bengkulu, Hidaytullah Syahid Bupati, dua periode sanggup Ngutang Rp.59 miliar untuk memajukan pembangunan dan Peningkatan Jalan Kabupaten Kepahiang guna mengatasi kesulitan transportasi masyarakat petani dipedesaan, ternyata ‘’gagal’’ bahkan ditinggalkan oleh pemborongnya & terbengkalai hingga kini?.
Tak heran, Pemdakab Kepahiang dililit hutang dan bunga pinjaman, parahnya lagi pekerjaan fisik proyek (kegiatan) peningkatan dan pembangunan menjadi PR (Pekerjaan Rumah) yang harus dituntaskan, ini harapan dan tuntutan masyarkat Kabupaten Kepahiang, khsusunya pada link-link jalan yang menuju dan dari desa mereka untuk dituntaskan hasilnya mampu memberikan azasmanfaat sebagai tujuan akhir pembangunan, tidak sebaliknya.
BACA JUGA : BPK Tak Berhak Mengatur Rumah Tangga Pers
Berdasarkan data diperoleh media ini, peningkatan dan pembangunan jalan Kabupaten Kepahiang dengan dana pinjaman itu meliputi; Pembangunan Jalan Cinto Mandi- Langgar Jaya-Damar Kencana Rp. 18, 6 miliar dikerjakan PT. BAYU INTI PELANGI, dari Kebayoran Lama Jakarta.
Peningkatan Jalan Kabupaten Penghubung Desa Bandung Jaya-Simpang Air Les dan Peningkatan jalan Renah Kurung-Batu Bandung dengan biaya Rp. 12 miliar dikerjakan PT.Sarana Multi Karya Indonesia (PT. SMKI), paket yang satu ini dichek and richek tiem Beo & Agen07, Senin (6 Juni 2022) jalannya dalam keadaan hancur, dan Jembatan Air Belimbing dibawah Desa Renah Kurung menuju Batu Bandung kondisinya terbengkalai, yang baru dipasang kayu persiapan untuk pengecoran, pekerjaan terhenti lalu ditinggalkan begitu saja sampai saat ini jelas sejumlah warga kepada awak media ini.
Dan pekerjaan lainnya dari utang Rp.59 miliar itu Paket Pembangunan Jalan Pusat Pemerintahan Barat Wetan dengan nilai Rp.23.952.899,000,00- dikerjakan PT. Nurangga Brathers Putra, dari Kelurahan Suka Jaya Kec. Sukarami Palembang.
BACA JUGA : Dinas PUPR Kepahiang Keluarkan Surat Belenggu Pers, Tanpa Nomor dan Tanggal?
Dari investigasi tiem gabungan Beo.co.id, Senin khusus pengerjaan jalan dan jembatan Air Belimbing dari Desa Renah Kurung-Batu Bandung, Kecamatan Muara Kemumu Kepahiang kondisinya memperihatinkan sebagaimana ditulis dalam berita sebelumnya edisi, 5 dan 6 Juni 2022.
Berikut petikkan penjelasan warga Renah Kurung kepada tiem media ini. Ny. Yeki Binti Daip, 39 tahun dikediamannya menceritakan panjang lebar seputar pengerjaan jalan dan Jembatan Air Belimbing Renah Kurung–Batu Bandung, setahu kami menjawab pertanyaan Pempred BEO.co.id. Buk Yeki menjelaskan ketika pekerjaan dimulai, memang ada terpasang papan merk atas nama PT.SMI, dan tidak tertulis nilai pekerjaan, saya tidak memperhatikan secara detail, ujarnya.
Informasi diterima dari orang-orang proyek nilai (biaya) pekerjaan sekitar Rp.15 miliar lebih, itulah kira-kira infonya, namun secara pasti kita tidak tahu kata Mantan Konsultan Pembangunan SMPN 2 tahun 2006, Desa Renah Kurung ini, kepada tiem liputan media ini. Menurut Buk Yeki, Desa Renah Kurung mayoritas kehidupan masyarakat dari usaha pertanian berkebun (ladang Kopi), disepanjang jalan Renah Kurung-Batu Bandung kiri dan kanan jalannya kebun Kopi masyarakat, dan sebagian sayur-sayuran, ujarnya ramah.
Dan kesulitan, akses jalan dari Desa kami Renah Kurung-Batu Bandung, karena Jembatan Air Belimbing, satu-satunya jalan vital menuju Batu Bandung, terbengkalai ditinggalkan pemborongnya, kami tidak tahu apa sebab dan masalahnya maka tidak diselesaikan, ujarnya dengan nada bertanya…?
Selain Jembatan, jalan Tanjakkan sebelum jembatan Air Belimbang, tergerus air pada bagian tengah dan pasir berserakkan kepinggir badan jalan, sehingga sulit dilalui kenderaan roda dua (motor), sudah banyak yang jatuh dijalan itu, bahkan ada yang patah tangan, paparnya.
Pada bagian tengah telah membentuk cekung (tergerus air), diduga pemadatannya kurang kuat (padat), akhirnya kepala desa/staf bersama masyarakat melakukan patungan mencari biaya untuk membeli material dan memperbaiki jalan tersebut, agar bisa dilewati setiap harinya.
Patungan keuangan berpariasi sesuai kemampuan masyarakat masing-masing ada yang Rp.20 ribu, Rp.30 ribu, Rp.50 ribu dan Rp.100 ribu, dan pengerjaan secara Gotong Royong, hampir disetiap hari Jum,at dilakukan kerja bersama, jelas Buk Yeki, Guru Study Bahsa Inggeris di SMPN 2 Desa Renah Kurung ini menjelaskan pada tiem.
Hal senada juga diungkapkan, Aries salah satu perangkat Desa Renah Kurung. Menurut Pak Ari, kondisi riil (keadaan) perekonomian masyarakat Renah Kurung dan sekitarnya, dari usaha Kopi, Sayur mayur kini dalam keadaan kesulitan, dengan terhentinya pengerjaan Jembatan Air Belimbing dan jalan sepanjang lebih kurang 7,6 km Renah Kurung-Batu Bandung membuat kesulitan masyarakat semakin tinggi, kami disini bak terkurung dikampung sendiri Renah Kurung, (Terkurung di Renah Kurung-red).
BACA JUGA : Terkurung di Renah Kurung, Jembatan Dan Jalan Terbengkalai, Mana Janji Bupati…?
Disepanjang jalan Renah Kurung-Batu Bandung, sepanjang 7,6 km itu, sudah banyak material yang di onggokkan (diletakkan) pada titik tertentu, namun belum dihamparkan, dan sebagian ada yang sudah dihamparkan.
Dilokasi yang sudah dihamparkan Batu ukuran 2:3 (2/3) dan 5/7, diduga tanpa pemadatan dengan baik (sempurna), dan kondisinya memperihatinkan berserakkan, papar Ari.
Dan sering pengendara roda dua (motor) terjatuh saat mengangkut hasil bumi, seperti Kopi dan sayur-sayuran. Dan belakangan ini batu onggokkan sudah tidak ada lagi, diduga dipindahkan ketempat lain, (mungkin dimaling) oleh oknum tertentu untuk kepentingan yang lainnya.
Menurut Ari, sejak awal pengerjaan jalan ini, sudah ada kendalanya antara lain alat berat perusahaan sempat rusak berhari-hari tidak kerja, dan terakhir terbakarnya Bascam perusahaan, tidak diketahui penyebabnya, dan tak lama kemudian pekerjaan terhenti hingga ditinggalkan pemborongnya.
Harapan (permintaan) masyarkat Renah Kurung jalan ini harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepahiang CQ dinas terkait dalam hal ini PUPR, Bidang Bina Marga (BM).
Jika tidak diselesaikan, kondisi masyarakat kian terpuruk, untuk memasukan Sembilan kebutuhan pokok masyarakat dan mengeluarkan hasil bumi daerah ini kepasaran umum di Kepahiang.
Kecewa : Warga Renah Kurung dan sekitarnya, sangat kecewa dengan terbengkalainya pengerjaan Jembatan Air Belimbing dan Jalan. Inikan janji Pak Hidayat, saat kampanye tempo hari diperiode pertama dan kedua dijanjikan, akan mengaspal jalan ke Renah Kurung, walaupun ini janji politik, masyarakat memilih pak Dayat secara mayoritas.
Masa, setelah dua periode pak Dayat menjadi Bupati Kepahiang, kehidupan masyarakat Renah Kurung-Batu bandung dan sekitarnya di dibidang transportasi pedesaan, guna percepatan gerakkan peningkatan ekonomi, kian terlantar sampai saat ini, ungkap sejumlah warga pada tiem Beo.co.id/ Agen07, yang minta namanya dilindungi. Karena warga disini kenal baik dengan Pak Dayat, bahkan ada yang hubungan keluarga.
BACA JUGA : Dengan Dana Puluhan Miliar, Jalan Ekonomi Terbengkalai Di Kepahiang
Ditempat yang sama (Rumah Buk Yeki), Daip, 63 tahun salah seorang petani Kopi, asal Kelurahan Talang Rimbo Kota Curup mengatakan, ‘’sudah bertahun-tahun, jalan ini tidak selesai katanya dengan dana puluhan miliar rupiah, ada apa yang terjadi sampai terhenti dan terbengkali hingga sekarang’’ ujarnya.
Kesulitan masyarakat yang sangat tinggi antara warga Renah Kurung dan sekitarnya dengan masyarakat Batu Bandung, selain sulitnya mengeluarkan hasil bumi, dan memasok kepentingan Sembilan bahan pokok masyarakat sehari-hari, paparnya.
Dan lebih parah lagi, ketika ada warga yang sakit dan hajatan, dan keperluan berurusan dengan pihak kecamatan di Muara Kemumu, tidak bisa melewati Jalan dengan kendaraan roda empat, yang sudah ada ini, karena hancur diduga tidak dikerjakan dengan pemadatan yang baik. Dan dua Jembatan belum dibangun dari Renah Kurung-Batu Bandung.
Pertama Jembatan Air Belimbing-kedua Jembatan Air Donok. Keduanya terbengkalai belum dikerjakan oleh pemborongnya, dan ditinggal pergi begitu saja…?. Masyarakat berharap pada Pak Dayat, untuk memenuhi janji beliau mengaspal jalan ke Renah Kurung. Karena selama msyarakat sudah lama menderita, untuk ke Batu bandung dan kekantor Kecamatan Muara Kemumu, terpaksa berputar ke Rejang Lebong, melalui perbatasan terus kekota Curup dengan jarak 45 km.
Dan Kota Curup Kepahiang, dan kekantor kecamatan lebih kurang 40 km, berarti harus ditempuh lebih kurang 85 km, dengan waktu 3 jam. Sedangkan jika Jalan Renah Kurung-Batu Bandung diaspal, dan kekantor Kecamatan Muara Kemumu, hanya ditempuh sekitar 15 menit.
Ini sangat menguntungkan, demikian juga untuk membawa hasil Bumi Kopi dan Sayur-mayur ke Kepahiang ditempuh kurang lebih 30 menit (setengah jam), bisa terjadi percepatan transaksi antara Penjual Kopi (para Petani) dengan pembeli di Pasar Kepahiang. Ini harus direalisasikan oleh Bupati Kepahiang Hidayatullah Syahid, sesuai janji politiknya, saat kampanye dan berjanji sacral ditengah masyarakat Kepahiang yang mendukungnya, tegas warga.
Dan Link jalan yang hancur, Pembangunan Jalan Cinto Mandi- Langgar Jaya-Damar Kencana biaya Rp. 18, 6 miliar dikerjakan PT. BAYU INTI PELANGI, sulit diewati kendaraan roda dua, karena dalam keadaan hancur, (cekung, cembung dan berlumpur).
Diduga Lemahnya Pengawasan: Rendahnya pencapaian fisik, buruknya hasil akhir secara teknis, seperti material yang dihamparkan berserakkan kekiri dan kanan badan jalan Link Desa Bandung Jaya-Simpang Air Les dan Peningkatan jalan Renah Kurung-Batu-Batu Bandung yang hancur itu, hasil pekerjaan ditinggalkan itu ‘’hancur berantakkan’’ hingga menyulitkan kendaraan roda dua mengangkut Kopi dan hasil bumi masyarakat lainnya.
Secara teknis adalah tanggungjawab Dinas PUPR Kabupaten Kepahiang CQ Bidang Bina Marga (BM), dan pengawas lapangan yang tugaskan dinas, bukan tanggungjawab pihak lainya.
Peran dan fungsi pengawasan harus diterapkan sebagaimana mestinya. Pengawas, dan PPTK (Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan) bukan batas kemampuan memiliki sertikat, harus punya ilmu pengawasan dibidangnya. Karena pendanaan proyek dari APBD (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah), yang sudah ditetapkan dalam mata anggaran dan dikelola dinas PUPR Kabupaten Kepahiang, untuk membiayai pengerjaan jalan dan jembatan.
Maka Bupati Kepahiang, perlu melakukan evaluasi atas kinerja para kepala dinas, sebagai pembantu dan untuk mensukseskan program Bupati membangun Kepahiang hari ini dan kedepannya. Jika patut diduga (kurang punya komitmen), perlu untuk dikaji dan dipertimbangkan dipertahankan atau diganti dengan pejabat yang mampu dan punya tanggungjawab penuh mensukseskan program Bupati, guna membangun kepentingan masyarakat.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kepahiang, Rudy Andi Sihaloho, ST sejauh ini belum berhasil diperoleh keterangannya seputar hancurnya Jalan Penghubung Kabupaten dari Link Renah Kurung-Batu Bandung, yang akan menghabiskan anggaran dari APBD Kepahiang, dengan sumber pinjaman dari pihak ketiga.
Dan kondisi riil jalanya hancur berantakkan, dan dua jembatan belum diselesaikan. Rudy Andi S, saat diupayakan menghubunginya pekan lalu tidak berada dikantor, menurut sumber lagi sedang keluar. (***)
mungkin ada kong kalikong disana