![Guru Penembus Kegelapan, Berikan Gelar Pahlawan Yang Muliya 1](https://beo.co.id/wp-content/uploads/2021/12/WhatsApp-Image-2021-12-06-at-23.24.07.jpeg)
Guru, diediolakan sebagai Pahlawan tanpa tanda jasa, (Guru tanpa tanda jasa), peran dan jasanya lebih dari itu. Edialnya gurulah penembus kegelapan. Tanpa guru tidak akan pernah lahir para ilmuan, para ahli dibidangnya masing-masing, terkecuali turunnya mujizat dari tuhan Allah yang maha kuasa.
Semuanya lahir dari limu yang bermanfaat, yang diberikan guru, untuk membuka mata hati anak manusia, sehingga bisa membaca, mana yang hitam, mana yang putih maka guru pantas disebut penembus kegelapan dan seterusnya.
BACA JUGA : Wartawan Selain Makan, Apa Yang Engkau Cari ?
Karena pendidikan (petunjuk) yang diberikan guru lahirnya, orang-orang hebat, ilmuan, berani, pahlawan dan orang-orang professional dibidangnya.
Sudah sepantasnya sebutan mengideolakan Guru sebagai Pahlwan tanpa tanda jasa, harus ditambah dengan sebutan Guru Pahlawan Yang Muliya. Sebagai sebutan kehormatan pada guru kita.
Ingat, dan hormatilah gurumu jasanya sangat besar, tak dapat dihitung atau dibanding-bandingkan dengan kekayaan yang berlimpah darinyalah kita tahu, mengerti dan melihat, baik buruknya proses dan perjalanan hidup didunia ini.
Balaslah jasanya dengan cara bersilaturrohmi ketika Ia masih hidup, dan mendo,akannya dengan hati yang ikhlas dan bersyukur pada tuhan, Allah yang maha kuasa, atas ilmu yang kita peroleh dari sang guru atas redhonya.
BACA JUGA : Ssttt …!!! Rp. 50 Miliar Duit APBD Lebong di Deposito
Jika kita punya rezeki, berikanlah tanda terima kasih kita sesui kemampuan juga dengan jiwa dan rasa yang ikhlas dan bukan evoria atau rasa ingin dipuji dan dipuja-puja.
Guruku dimana kini….? Proses dan perjalanan hidup yang membuat kita berpisah jauh, antar desa, jauh antar kabupaten dan kota. Mohon ya guru, maafkan aku atas kesombongan dan keangkuhan dan silaturrohmi yang terputus selama ini.
Hanya padamu ya guru, ‘’pahlawan yang ku muliyakan’’ yang kubanggakan, dan kusayangi. Tanpa ilmu yang telah engkau berikan, aku akan buta dan bisa tersesat dialam yang terang. Bak meminjam istilah naas bisa tiba kapan saja, bukan karam mengarungi lautan tapi jatuh ditepian mandi.
Lahirnya orang-orang besar, hebat, para ilmuan, berani, pahlawan yang memerdeka negeri ini, memerdekakan perbudakkan, melepaskan segala bentuk belenggu tekanan, hanya dengan ilmu yang telah engkau berikan. Engkau telah membuka mata, hati dan fikiranku yang sehat untuk menembus kegelapan.
BACA JUGA : Aswardi Jadi Penonton, Banyaknya Program Bansos Desa Belui Tinggi
Semoga jerih payahmu ya guruku, mendapat balasan dari tuhan yang maha kuasa dan maha segalanya. Jikapun aku tak dapat menjumpaimu untuk bersilaturrohmi semasa hidup, aku hanya menyampaikan sepotong do,a dalam sunyi dan senyapku, Alfatihah….semoga engkau mendapat ampunannya, amien. (***)
Kepada pembaca yang budiman, kritik, masukan dan saran sangat diharapkan, tanpa anda, penulis tak ada apa-apanya?
Penulis/Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan Pempred BEO & GEGERONLINE.CO.ID – Ketua Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Prov. Bengkulu.