LEBONG, BEO.CO.ID – Selain buku, pengadaan Alat Peraga Edukatif (APE) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ternyata menjadi perdebatan sejumlah layanan pendidikan. Bagaimana tidak, harga pasaran alat edukasi berkisar Rp. 80.000/paket justru dijual penyedia seharga Rp. 675.000/paket.
“Setelah kami cek, harga pasaran alat edukasi ditoko – toko online hanya sekitar delapan puluh ribuan/paket, tapi oleh penyedia justru mereka jual seharga Rp. 675.000/paket,” kata sumber yang meminta identitasnya tidak disebutkan, Sabtu (13/11).
Disamping harga tinggi, barang yang dipesan lewat Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (Siplah) tersebut dinilai tak sesuai pesanan. Pasalnya alat edukasi yang dikirim pihak penyedia hanya berupa gambar alat musik.
“Kami mengira alat yang dikirim itu asli, seperti mainan gitar atau piano elektronik. Tapi justru barang yang sampai bentuknya cuma gambar, bukan alat edukasi elektronik seperti yang kami perkirakan”, ucapnya.
Diakuinya pengadaan barang/jasa berupa buku dan APE ini atas dasar arahan/referensi dari pejabat dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) yaitu Pawi (nama samaran – red).
Sebenarnya, lanjut sumber, dari sejak dulu lembaga tidak memiliki kewenangan dan keputusan, karena seluruhnya telah disusun secara sistematis, terstruktur dan masif.
“Lembaga PAUD ini hanya penerima manfaat, meskipun secara prosedur didalam rapat diserahkan seluruhnya kepada lembaga, tapi kenyataannya tetap saja belanja pengadaan ini diatur dari atas,” beber sumber.
Namun sayangnya, pejabat dinas Dikbud Pawi ketika berusaha dikonfirmasi melalui saluran telpon miliknya sedang tidak aktif. Kemudian wartawan media ini berusaha menyambangi kediamannya, tapi Pawi sedang tidak berada ditempat.
“Bapak sedang tidak ada, tadi dia pergi tidak tau kemana,” ujar salah satu karyawan dirumahnya. ( Zee )