Laporan : Mhd Marhaen & Yelli Naiti.
KERINCI, BEO.CO.ID – Sanggar SENI PINANG GADIS, Desa Pelompek Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, 6 Nopember 2022, tampil memukau pada Pembukaan Festival DANAU KERINCI KE20, dengan menampilkan ‘’Tari Naik Sangkak’’ (Naik Salih), disambut tepuk tangan, sorak-sorak yang meriah & haru, para hadirin dan undangan yang datang dari dalam dan luar Kerinci.
Perlu diketahui Desa Pelompek, (Negeri) / dusun berada paling ujung Kabupaten Kerinci, berbatasan langsung dengan Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumatra Barat, dipimpin Kades Hardiyanto.
Sejak tahun 2018 silam menggerakkan dan mendalami Budaya Asli Suku Bangsa Kerinci, lewat Seni Tari Tradisional Kerinci. Fokusnya ‘’Tari Naik Sangkak’’ (Naik Salih).
Upaya mendalami dan mengembangkan Budaya Asli Suku Bangsa Kerinci, sejak tahun 2018 silam itu, dengan dibentuk dan didirikannya, ‘’Sanggar Seni PINANG GADIS’’ begitu mudah diingat kata, ‘’Pinang Gadis.’’ Banyak warga berasumsi, ‘’pinang’’ alat meminang, gadis remaja yang tumbuh dan berkembang sebagai penerus, juga calon pemimpin masa depan negeri ini. Yang penting tahu akan nilai budaya negerinya sendiri. Tidak dipengaruhi budaya bebas negeri barat atau kebarat-baratan.
Disanggar inilah para Kaula muda Desa Pelompek dilatih belajar berbagai tari daerah Kerinci, dengan mengedepankan nilai-nilai budaya Asli Kerinci yang masih relevan dengan perkembangan abad melenium, (saat ini ).
Bergeraknya kegiatan Seni dan budaya (melalui tri) di Desa Pelompek, Kerinci ini berkat kerja keras Pemerintahan Desa Pelompek, yang melibatkan semua pihak.
Pada Festival Danau Kerinci tahun ini dalam lomba Seni dan Tari Daerah Kerinci Sanggar Pinang Gadis kembali tampil dan pernah meraih juara satu (1) tempat pertama di provinsi Jambi, ini hasil kerja dan karya bersama masyarakat Pelompek dan SMK Negeri Pelompek, kata Kades Hardiyanto, pada Jurnalist Beo.co.id.
Menurut Hardiyanto, Budaya dan Seni merupakan ‘’Pusaka Lama’’ yang harus dilestarikan, mengingat kemajuan teknologi (diera melenium) ini seperti Teknologi Elektronik, yang tren diakses lewat HP (Hanphone ) ANDROID dengan mudah dan banyak sekali membawa pesan seronok yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat Timur (melayu), termasuk Indonesia.
Maka pengurus dan Pembina ‘’Sanggar Seni Pinag Gadis’’ menyiapkan sebuah sanggar untuk kaula muda Desa Pelompek mengenmbangkan bakat dan ekspresi lewat Seni Tari, kehal yang positif ditengah masyarakat.
Hasil kegiatan latihan dan pembinaan selama ini, kita tunjuk dalam acara festival Danau Kerinci Ke 20, 6 Nopember 2022. Dan untuk meneruskan pembinaan dan pelatihan dalam menggali nilai-nilai budaya Asli Suku Bangsa Kerinci, diminta Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci, untuk menganggarkan biaya lewat, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Kerinci, setiap tahunnya.
Untuk semua kegiatan Seni Tradisional Asli Kerinci, yang dikembangkan dan didalami untuk seterusnya, kata Hardiyanto.
Soalnya, lanjut Hardiyanto didesa sangat terbatas, dan dana yang ada untuk kegiatan Sanggar, diambil dari sumbangan ikhlas dan kegotongroyongan dari masyarakat, ujarnya.
Sejak berdiri lima tahun silam, Sanggar Pinang Gadis, sudah pernah menjadi juara pertama dalam lomba tingkat Propinsi Jambi tahun 2021 lampau.
Lebih detail dijelaskan Kades Hardiyanto, harap saya dan masyarakat Pelompek, agar kaula muda (para remaja), dengan adanya ‘’SANGGAR SENI PINANG GADIS’’ ini, wadah berkumpul dan berfikir untuk membangun diri, keluarga, lingkungan dan masyarakat, berfikir dan melahirkan hal-hal positif positif kedepannya.
Keberhasilan Sanggar Seni ‘’Pinang Gadis’’ ini tak lepas dari peran latihan serius dan maksimum oleh Yodi Putra, secara teknis, Mengajarkan pada para penari yang dibinanya.
Tari ‘’NAIK SANGKAK’’ (NAIK SALIH) Merupakan Budaya Masyarakat Kerinci yang harus di Lestarikan, jelasnya.
Sudah seharusnya lanjut Yodi Putra, Sanggar Seni yang ada di Kabupaten Kerinci mempunyai wadah Persatuan (Forum), guna sering saling asah dan asuh guna menggali nilai-nilai di sektor Budaya Kerinci, kedepannya.
Dijelaskan Yodi Putra, personil dari Sanggar Seni Tari Pinang Gadis, yang ikut pada Festival Danau Kerinci ada sepuluh orang.
- Nolin
- Lara,
- Hotim,
- Hakim,
- Â Puti,
- Parel,
- Aldo,
- Habit,
- Aldi,
- Anggela.
Mereka ini dari Pelajar SMK Pelompek.
Kegiatan latihan dilakukan satu kali dalam seminggu, papar Yodi, pada Jurnalist BEO.co.id.
Guna menumbuh kembangkan Seni Tari Tradisional Suku Bangsa Kerinci, Maka gerakkan Sanggar dan pelatihan, harus terus menerus ditingkat, kita tidak cukup sampai disini, harus berlanjut tandasnya.
Dalam pengamatan redaksi BEO.co.id, sudah seharusnya Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci, bersama dewan Perwakilan daerah menganggarkan pembinaan, dlam APBD Kerinci setiap tahunnya. Karena dan budaya, juga merupakan duta derah di event Propinsi, Nasional dan Internasional.
Data data dikumpulkan, dari berbagai sumber dan pendapat menjelaskan, ‘’seni dan budaya, bagian yang tak dapat dipisahkan dari sebuah komunitas (masyarakat) itu sendiri.
Karena nilai seni, Adat, kebiasaan dan perjalanan dari Suku Bangsa Kerinci itu sendiri.
Dengan meminjam istilah pilsafat Bangsa Thionghua (China), Seni itu mengubah sesuatu yang indah, agar menjadi lebih indah lagi. Tanpa mengubah substansi makna, (isi dan tujuannya). (***)
Redaksi memohon maaf kepada pembaca atas keliruan penulisan, yang sanggar Pinang Gadis raih tempat pertama tahun lalu di Jambi (Red).
Laporan Perwakilan Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Editor/ Penulis dan Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan.
