spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

SPAM Kerinci 2021, Tanpa Temuan Dinas PUPR & BPK, Aneh Tidak Mengalirkan Air?

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Laporan : Muhammad Marhaen

KERINCI, BEO.CO.ID – SEPULUH PAKET KEGIATAN REHAB PENINGKATAN JARINGAN PERPIPAAN SISTEM PENGADAAN AIR MINUM, UNTUK MASYARAKAT KABUPATEN KERINCI, PROPINSI JAMBI, KHUSUS UNTUK 10 DESA, DINYATAKAN VOLUMENYA CUKUP OLEH PPK (PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN) DINAS PUPR KERINCI (SAAT ITU).

Hendri Donel (PPTK) SPAM TA 2021 dan Syafrida Iryani,. ST. (PPK). Dok

IRONISNYA TIDAK ADA TEMUAN BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN (BPK) PERWAKILAN PROP. JAMBI, JIKA BENAR DIPERIKSA, ‘’BUKTI DILAPANGAN, SEBAGIAN DARI 10 PAKET TERSEBUT TIDAK MENGALIRKAN AIR’’ TAK HERAN TUJUAN AKHIR PEMBANGUNAN, AZAS MANFAAT TIDAK DAPAT DICAPAI, NAMUN TAK SATUPUN DARI 10 PAKET TERSENTUH APARAT PENEGAK HUKUM, KABUPATEN KERINCI???

BACA JUGA :  "Berhembus Dugaan Pembangunan SPAM Bermasalah," Baru Dewan Kerinci Akan Turun ke Lapangan

Hasil pantauan langsung Perwakilan Beo. Co. id, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, ke 10 lokasi SPAM yang menghabiskan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera tahun 2021 sebesar Rp.4, 8 miliar seharusnya masyarakat di 10 lokasi mendapatkan Air Minum (layak minum & bersih) kenyataannya terbalik. Dan anehnya itu dianggap bukan temuan?.

Terkini kejadiannya di depan Kantor Kepala Desa Sungai Betung Mudik, Kecamatan Gunung Kerinci, Krannya tidak berfungsi, hampir setiap hari disaksikan aparat desa setempat dan masyarakat, air tidak mengalir. Apa itu bukan masalah kata warga setempat kepada Jurnalist Beo.co.id.

BACA JUGA :  Baru 5 SPAM, Secara Fisik Ditemukan 15 Desember 2021 Pipanya Dalam Keadaan Telanjang

Kejadian yang serupa tapi sama, juga terjadi di Desa Bumbun Duri Kecamatan Gunung Tujuh, tepatnya di RT 3 desa setempat.Dan juga Bak Pembagi, juga ditidak berfungsi sebagaimana di chek Jurnalist Beo, 9 Agustus 2022 lalu. Dan masyarakat setempat tidak mendapatkan air hingga saat ini.

Temuan hampir serupa, juga terjadi di Desa Sanger Tengah, Kecamatan Kayu Aro, sebagaimana dipantau Beo, 5 Agustus lalu. Belum lagi disejumlah lokasi lainnya, yang belum dipantau kembali oleh awak media ini.

Dan yang sangat patal di Desa Benik, Kecamatan Keliling Danau, Kerinci sama sekali berantakan (hancur) berserakkan tidak menghasilkan air minum untuk masyarakat setempat, sebagaimana diberitakan sebelumnya, 21 Mei 2022 oleh media ini.

BACA JUGA :  Bobroknya Pembangunan SPAM Rp. 4,8 M, Sampai ke Benik Kerinci

Pengadaan air minum tanpa air, ini baru aneh. Melalui program SPAM (Sistem Pengadaan Air Minum), layak minum dan bersih, pengadaan air, justru tanpa air, terjadi di Desa Benik Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi dengan nilai pekerjaan Rp. 445. 499.455, 25,- hasil chek and richek 19 Mei 2022, Kamis ternyata bangunan SPAM itu terbengkalai.

Anda, (pembaca yang budiman) mungkin tidak percaya, namun bagi masyarakat Kerinci, jika tidak percaya, terutama masyarakat Benik dan desa tetangganya, pak Camat Keliling Danau, Bupati (Staf), aparat Penegak Hukum Polres, Kejaksaan, Masyarakat Pers yang ada di Kerinci dan Kota Sungai Penuh bisa melihat langsung kelokasinya, dalam wilayah Desa Benik, Kerinci.

Dalam pengamatan dilapangan ‘’sangat disayangkan, keuangan Negara yang dikucurkan hampir sebesar Rp. 0, 5 miliar itu, terbuang sia-sia, jadi salah satu sumber kebocoran dana alokasi khusus (DAK) APBN yang diberikan pemerintah pusat ke Kabupaten Kerinci, Jambi, total lebih kurang Rp.5 miliar tahun anggaran 2021, dikelola Dinas PUPR Kerinci.

SPAM benik, bagian dari 10 paket yang dikerjakan tahun 2021 oleh rekanan, sebagai bagian dari pelaku pembangunan dan bertanggungjawab atas kegagalan dan keberhasilannya.

BACA JUGA :  Hendri, Safrida Pihak Yang Bertanggungjawab Secara Teknis Pengerjaan SPAM Kerinci 2021

Dalam pengerjaan secara fisik, kontraktor (CV/PT), bertanggungjawab langsung, termasuk dalam pencairan dana. Yang disayangkan dilokasi SPAM yang satu ini, terdapat puluhan Pipa berserekan dikebun masyarakat, belum dipasangkan atau dibongkar oleh tangan-tangan ‘’jahil’’ tak jauh dari Bak Utama (penyadapan air).
Sejauh ini belum di ketahui secara pasti,…apa bekas bongkaran dan atau memang tidak terpasang sejak awal kegiatan fisik?.

Jika menjelang pencairan dana pada bulan Desember 2021 silam, atau delapan bulan lampau di chek kelokasi oleh pengawas dan konsultan, tentu bisa diketahui kondisi sebenarnya, layak atau tidak dicairkan 100 % dan apa yang terjadi dilapangan..?
Dari Bak Utama, kesaluran pembagi diperkirakan sepanjang lebih kurang satu kilo meter, saat dichek 19 Mei lalu memang tidak ada air yang mengalir setetespun.

BACA JUGA :  Kontraktor 10 Paket SPAM Kerinci, ‘’Tidak Mempertimbangkan Azasmanfaat’’

Dalam masalah ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten kerinci, perlu tahu masalahnya secara pasti, dan mencarikan jalan keluarnya, agar dapat memberikan azasmanfaat termasuk Komisi III DPRD Kerinci, yang membidangi pembangunan dan pengawasan, sebagai mitra kerja Pemkab Kerinci, dibidang pembangunan masing-masing.

Apa lagi kini Ketua Komisi III DPRD Kerinci, sudah diganti, sebelumnya dijabat Irwandri politisi Partai Gerindra, kini dijabat Jumadi Armanto, dari PDI Perjuangan, sudah seharusnya Jumadi, dan anggotanya mendalami lebih jauh soal ‘’gagalnya, pengaliran air kerumah penduduk’’ soalnya tujuan pembangunan SPAM (Sistem Pengadaan Air Minum), untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, bukan batas membangun fisik, tanpa manfaat?.
Jika ada kisruh (sengketa) antara masyarakat dengan pengelola proyek, seharusnya jauh-jauh hari sudah diselesaikan sebelum pekerjaan teknis dilakukan.

BACA JUGA :  Nursal : BPK Jangan Kecolongan, Kroscek 10 SPAM Kerinci Diduga Bermasalah

Dan pemerintah daerah Kerinci, dalam melaksanakan pekerjaan SPAM untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang air minum (bersih layak minum), tidak boleh mengorbankan harta benda dan usaha masyarakat, seperti 20 hektar Sawah fungsional yang bakal kering kerontang, jika airnya dialirkan 100% untuk SPAM.

Ini diduga, perencanaan tidak matang atau dipaksakan berlokasi pada sumber air yang digunakan masyarakat untuk bersawah, mencari yang mudah tanpa pertimbangan yang matang.

Jika sawah masyarakat tanpa air (Kering kerontang), berarti menghancurkan usaha masyarakat, dan bisa terjadi kematian ‘’usaha pada Sawah fungsional’’ dan dapat berdampak ancaman kelaparan pada pemilik 20 ha sawah fungsional tersebut.

Maka perencanaan setiap bangunan yang didanai dari keuangan Negara, (APBN dan APBD), harus terencana dengan baik, dan pengadaan SPAM itu sendiri, tidak boleh mematikan usaha ekonomi masyarakat, apa lagi Sawah yang vital menggunakan air. Artinya, Perencanaan dan Konsultan bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Kalau secara teknis pelaksanaannya ada ditangan PPTK (Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan) dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).

BACA JUGA :  SPAM BENIK: Mubazier Saluran Air Mati Pipa Terputus?

Gagal total: Khusus pembangunan SPAM Desa Benik, gagal total menghabiskan uang APBN Rp. 445. 499.455, 25,- hamper Rp. 0, 5 miliar, gagal total ini juga tidak tersentuh aparat penegak Hukum, ini kan aneh tandas sumber kompeten media ini dari warga setempat. (***).

Laporan : Perwakilan Kerinci & Kota Sungai Penuh.

Editor/ Penulis dan Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan.

Kisah Singkat Jurnalis Gudi Podcast Kemenag Rejang Lebong

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Headlines

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts

https://situs-toto.togel.togetherband.org