LEBONG, BEO.CO.ID – Cukup memilukan yang dialami petani sekaligus warga Pangkalan dan Tangua, Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong sebagai pemburu tikus sudah hampir 4 bulan mengeluhkan insentif ekor tikus belum dibayar.
Hal itu diungkap Joni (34) warga Pangkalan mengatakan, mengeluhkan insentif ekor tikus yang belum dibayar oleh pihak Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Lebong melalui koordinator Kades Om (Kota Baru) hampir selama 4 bulan.
“Sebelumnya kami diminta oleh pendamping untuk mengisi formulir dan sudah diserahkan ke dinas. Sebaliknya yang menjadi pertanyaan kami sudah menyetor ekor 1942 di bulan 7 yang lalu sampai detik ini belum ada pembayaran baik dari dinas maupun dari kordinator Kades Om,” ungkap Joni, Minggu (13/9/22).
Joni berharap kepada pemerintah daerah atau pun dinas terkait untuk segera menyelesaikan pembayaran insentif ekor tikus yang sudah di setornya. Dan ia sebutkan pencarian ekor tikus tersebut sampai mengutang diwarung warga belum dibayar sampai hari ini dan pencarian itu sampai bergadang bermalam – malam.
“Saya minta kepada pemerintah untuk komit dan konsisten atas program MT II atau MT I dalam pemburuan ekor tikus untuk segera dibayar, soal saya saat ini sudah banyak utang rokok, baterai center diwarung,” terangnya.
Dirinya juga menjelaskan, tidak hanya dirinya yang mengalami termasuk ada 9 warga yang telah menyetor ekor tikus dibulan 7 dan mengalami hal yang sama, yaitu Ronal, Tarmizi, Gemi, Ferdo, Saiful, Atdeha, Novi, Husno, Andika yang terdiri dari 2 desa Pangkalan dan Tangua.
“Setelah kami setor ekor tikus (red bulan 7) ke Kades Om hanya dibayar Rp. 100 ribu, untuk rokok dulu kata Kades Om dan cari sebanyak mungkin nanti akan dibayar ful sampai detik ini nyata belum dibayar dan masih ada yang belum saya setor sampai hari ini, kini diawetkan sebanyak 1328 ekor,” tegasnya.
Hal senada juga diterangkan Husno (31) yang telah menyerahkan 380 ekor tikus ke Kades Om sampai detik ini belum juga dibayar ful. Dia juga menjelaskan kurang lebih 200 ribu ekor tikus se- Kecamatan Uram Jaya disetorkan pihak kordinator (red- dikediaman Kades Om) waktu di bulan 7 yang lalu.
“Kami sudah mengisi formulir, tapi tidak bayar ful hanya Rp. 100 ribu tolong kami bang, sampai sakit cari ekor tikus ini. Pencarian tidak hanya disini saja Tangua dan Pangkalan pernah sampai ke Tunggang,” lugasnya.
Belum Ada Pembayaran
Sementara itu Kepala Disperkan Lebong Hedi Perindo menanggapi persoalan para pemburu ekor tikus belum dibayarnya insentif ekor tersebut mengatakan, memang belum ada pembayaran dan saat ini sedang dalam penyusunan administrasi dan persyaratan pengajuan.
“Seluruhnya belum ada pembayaran, masih menunggu kelengkapan syaratnya,” tulis Hedi saat dihubungi melalui via Whatsappnya, Senin (14/11/22).
Hedi memastikan pihak akan tetap membayar ekor tikus yang telah menjadi buruan para petani dan dia juga menjelaskan, bahwa anggaran insentif ekor tikus masih ada, sebesar Rp. 420 juta.
“Secepatnya akan dibayar, setelah lengkap administrasi langsung dibayar,” pungkas mengakhir. (Sbong Keme)